Antara Cincau dan Nata de Coco

DSC_0217.jpg_effected

Rasa cincau terasa betul pada minuman itu, bahkan pada tegukan pertama

Airnya keruh tapi menyegarkan juga

Sementara saya masih terduduk disana, sendiri..

Seorang tua duduk beberapa meja dibelakang saya, sendiri juga..

Sisanya hanya kursi dan meja tak bertuan

Lorong itu lebih tenang dari tempat disamping kanan dan kiri

Tempat mereka bersantap dan bersenda gurau

Saya tetap tidak peduli.

= = = = =

Sementara Jakarta sedang memasuki jam padatnya

Hingar jalan raya jauh lebih menarik perhatian saya

Sirene kereta sesekali keras menggertak para pengguna jalan

Beberapa bis transjakarta melintas dengan sombong di jalurnya yang kosong

Lalu yang lainnya hanya pasrah saja pada keadaan

Sedikit saya geser menjauh piring yang masih ada sisa-sisa itu

Malam itu saya sedang tidak terlalu lapar.

= = = = =

Hanya terus memainkan cincau dan nata de coco itu dengan sendok

Mereka sepertinya tidak akan keberatan atas tindakan saya itu

Sembari pikiran yang ternyata mulai menerawang

Ah.. saya hanya terlalu takut

Atau terlalu banyak pertimbangan

Dan tidak tegas juga

Nyatanya masih seperti dulu

Lantas, sampai kapan?

= = = = =

Saya masih terduduk disana, sendiri..

Beberapa kali menarik nafas panjang

Masih memain-mainkan cincau dan nata de coco dengan sendok

Saya masih belum berniat untuk meneguknya

Mungkin nanti saja.

= = = = =

Masih dengan tatapan mata yang buta memandang keluar

Nyatanya semua pada akhirnya kembali baik-baik saja

Bahkan pada hal-hal yang pernah sangat saya khawatirkan

Saya hanya terlalu takut

Terlalu khawatir

Mungkin itu saja

Sesuatu yang terlalu itu tidak baik bukan?

Saya telan beberapa cincau dan nata de coco yang mulai risau itu

Kasihan.

= = = = =

Saya masih asyik menerawang saat dua orang perempuan datang

Mereka menempati meja di hadapan saya

Bercanda-canda dengan logat batak yang tak bisa disembunyikan

Saya mulai terusik, sedikit..

= = = = =

Saya masih terduduk disana, sendiri..

Mulai tak tega terus memainkan cincau dan nata de coco itu

Kemudian datang tiga orang lelaki teman si perempuan tadi

Gelak tawa mereka semakin menjadi

Ya.. saya terusik.

= = = = =

“Mas, ini kursinya kosong kan? pinjam ya”

Seorang lelaki bercelana pendek dan baju merah muda itu bertanya

Gaya bicaranya menyerupai perempuan, entah disengaja atau tidak

Tangannya memegang kursi di dekat saya, siap menarik

“iya mas ambil aja”

Saya menyerah

Dengan berat hati cincau dan nata de coco itu saya habisi

Lalu beranjak

Padahal saya masih ingin bermain dengan mereka.

= = = = =

(Jakarta, 17 Oktober 2015)

3 thoughts on “Antara Cincau dan Nata de Coco

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s