Lalu, apa kau tidak rindu pada aroma hutan pinus dipagi hari?
Pada pohon-pohon yang tinggi menusuk langit
Pada celoteh burung-burung yang entah tentang apa
Dan pada nyanyian riang dedaunan
Kau ingat saat pagi jadi begitu kau nantikan?
Saat surya perlahan bangkit dari tidur
Cahayanya yang lembut menyengat tubuhmu yang kedinginan
Lalu, apa kau tidak rindu pada aroma hutan pinus dipagi hari?
Pada secangkir kopi yang biasa kita bagi bersama
Terkadang rasanya berantakan karena kita terbiasa meraciknya asal
Tapi memang kita tidak pernah mau peduli
Kau ingat saat kita melepas semuanya?
Saat kita adalah manusia seutuhnya
Ternyata semua hanya sesederhana itu
Lalu, apa kau tidak rindu pada aroma hutan pinus dipagi hari?
Sedang kini kau telah teralihkan
Oleh hal-hal yang begitu merisaukan
Membuat sesak rongga dada
Kembalilah, untuk sebuah pelarian
Mari menjadi manusia yang semestinya
Sembari menghirup aroma hutan pinus dipagi hari
Eh bagus banget diksinyaaaa!!!
LikeLiked by 1 person
Makasih ka nana.. Jadi, kapan kita main ke hutan pinus?
LikeLike
Habis kita semua sidang yuks!
LikeLike
Ide bagus!
LikeLike
udah jenuh banget, masnya?
LikeLike
Sesekali sih..
LikeLike
puisi kangen .. 🙂
LikeLike
Duh iya mas, sedang rindu2nya ☺
LikeLike
Cakep puisinya. Rindu adalah hal wajar.
Salam
LikeLike
Terima kasih.. Salam kenal
LikeLike